Tempat dan waktu kejadian: Shanghai 1950
Gui Guzi (鬼谷子) adalah seoarang peramal yang amat terkenal di Shanghai. Saking banyaknya pelanggan2nya, terpaksa ia buka praktek pada pagi, siang dan malam hari tetapi hanya pada jam2 tertentu. Untuk yang malam hari, waktu cut-off adalah jam 9 malam. Jadi begitu sampai jam 9 malam, yang belum sempat bertemu dengannya terpaksa pulang dan datang lagi keesokan harinya.
Malam itu, seperti biasanya, begitu sampai jam 9 malam ia langsung melepaskan kaca matanya dan berteriak kepada pembantunya untuk menutup pintu. Tapi kali ini pembantunya bergegas masuk dan memberitahukan bahwa ada seorang tamu ngotot tidak mau pergi. Belum sempat menanyakan lebih lanjut, tiba2 pintu terbuka dan seorang pemuda berusia sekitar 30-an masuk, membungkukkan badannya dan berkata: “Tuan Gui, saya datang dari tempat jauh dan ada urusan amat mendesak memerlukan bantuan anda. Harap dapat kiranya diberikan pengecualian sekali ini saja.”
Karena tamunya amat sopan, Gui Guzi pun mempersilahkan ia duduk dan menyuruh pembantunya keluar untuk menutup pintu. Ternyata tamunya itu bermuka tampan. Hanya mukanya agak pucat dan sinar matanya sayu. “Biasanya mata yang tidak bersinar nasibnya kurang baik”, demikian Gui Guzi bertutur dalam hati. Selanjutnya Gui Guzi mulai bertanya kepada tamunya itu:
“Nama anda?”
“Marga Su (蘇) nama Jichen (寄塵).”
“Apa yang ingin diramal?”
“Nasib saya secara keseluruhan.”
“Baik. Kalau begitu tolong beritahukan tanggal dan jam kelahiran anda.”
Su Jichen pun memberitahukan kepada Gui Guzi tanggal dan jam kelahirannya.
“Oh, rupanya shio sapi”. Sambil berbicara Gui Guzi mulai mendekati dan menatap wajah Su Jichen dengan seksama.
“Tolong julurkan tangan kirimu.”
Setelah Su Jichen menjulurkan tangan kirinya, Gui Guzi pun mulai memegang telapak tangan kiri Su Jichen memperhatikan guratan2 telapak tangannya. Setelah melihat agak lama, Gui Guzi pun berkata: “Apa boleh saya berbicara blak2an?”
Sambil mengangguk Su Jichen menjawab: “Ya, harap diurai dengan mendetail. Yang jelek2 pun tak perlu di-tutup2i.”
Dan mulailah Gui Guzi menuturkan riwayat dan nasib Su Jichen.
Su Jichen lahir di Ningbo. Berasal dari keluarga kaya raya dan merupakan yang buncit dari empat bersaudara. Ketika ia berumur 15 tahun, kakak sulungnya mendapat jabatan penting di Shanghai sehingga sekeluargapun berpindah kesana.
Ketika ia berumur 20 tahun, pada suatu hari ia bersama teman2 sekolahnya melewati Xiafei Street (霞飛路) dan dari arah depan berpapasan dengan segerombolan murid2 perempuan. Seketika itu juga Su Jichen terhentak melihat diantaranya ada seorang cewek yang amat cantik. Mukanya berbentuk kwaci, matanya besar dan bersinar, mulutnya kecil, sama sekali tidak berdandan tetapi amat cantik. Secara kebetulan, cewek itu juga melihat kearah dia, tapi langsung menunduk malu dan berlalu bersama teman2nya.
Malam itu Su Jichen susah tidur karena terus memikirkan muka cewek yang dilihatnya pada siang hari. Keesokan harinya diapun menjadi uring2an dan tidak bersemangat. Sejak itu dia berubah dari seorang anak yang periang menjadi seorang anak yang pendiam. Beberapa kali dia bolak-balik di Xiafei Street sampai larut malam dengan harapan bisa ketemu cewek itu, tapi hasilnya selalu nihil. Dalam hati kecil sebenarnya dia juga tahu, seandainya ketemupun dia tidak akan punya keberanian menyapa cewek itu. Tapi ya begitulah. Asal bisa bertemu saja rasanya sudah amat berbahagia.
Mulut Su Jichen melongo mendengar Gui Guzi menuturkan masa lalunya dengan demikian mendetail.
“Tuan Gui, anda bener2 hebat!”
“Tidak ada yang salah kan dari penuturanku?”
“Sama sekali tidak. Memang saya bertemu dengannya di Xiafei Street pada saat saya berusia 20 tahun. Dan setelah itu pikiran saya amat menyiksa.”
“Guratan tanganmu yang ini menentukan kamu pada umur 20 tahun harus mengalami siksaan batin karena cinta, dan siksaan batin itu berlanjut.” Sambil menunjukan suatu guratan ditelapak tangan Su Jichen, Gui Guzi melanjutkan ramalannya.
Beberapa kali Su Jichen berusaha melupakan gadis itu. Dalam hati dia berkata: “Dia cuma bertemu sekali dengan saya. Apakah dia masih ingat saya sekalipun nanti bertemu? Kalau cewek yang cantik begitu pasti banyak cowok yang mengejar, jangan2 dia juga sudah punya pacar.” Walaupun akal sehatnya menyuruh dia melupakan gadis itu, tapi emosi hatinya tidak mampu melakukannya. “Oh, Tuhan! Kenapa harus ada pertemuan di Xiafei Street itu? Kalau tidak ada, kan saya tidak tersiksa begini?” Beberapa kali dia berteriak sendiri disaat yang sepi, tapi tetap saja luka dihatinya tidak terobati.
Sejak itu setahun telah berlalu. Entah karena Tuhan terharu juga dengan teriakan Su Jichen, mereka bertemu untuk kedua kalinya pada suatu hari. Saat itu adalah musim dingin dan malam hari. Su Jichen sehabis dari luar bergegas pulang kerumah karena udara dingin. Untuk mengambil jalan pintas, dia masuk kesebuah lorong tapi mendadak matanya terbeliak melihat diujung lorong sana cewek yang dia impikan siang malam, dengan syal putih meliliti lehernya, tampak berjalan dengan seorang yang tampaknya seperti ibunya. Cewek itu kembali menatapnya, menghentikan langkahnya tapi sejenak kemudian ditarik pergi oleh ibunya. Pas disaat itu, sebuah kereta rickshaw (becak tanpa sepeda yang ditarik dengan manusia) masuk kelorong itu dari lorong yang lain lantas menghalangi pandangannya. Setelah rickshawnya berlalu, Su Jichen berlari kearah tempat cewek itu tadi berada tetapi ceweknya sudah hilang.
Setelah kejadian ini, hati Su Jichen makin hancur. Dia sebenarnya ingin berteriak memanggil cewek itu ketika melihat cewek itu menghentikan langkahnya. Tapi karena disampingnya ada ibunya sehingga mengurungkan niatnya karena merasa tidak sopan. Tapi dengan demikian, hilanglah kesempatan untuk berkenalan denga cewek itu. Beberapa malam dia tidak bisa tidur. Terus menerus mengenangkan tatapan mata cewek itu. “Dia sampai menghentikan langkahnya, berarti dia juga suka sama saya. Dia berjalan sama ibunya, berarti dia belum punya cowok. Tapi dimana mencarinya? Dimana?” Setiap hari dia menggumam sendiri, menyesalkan kenapa tidak memanggil cewek itu pada saat itu. “Shanghai kan kota besar, bisa2 seumur hidup saya tidak bertemu lagi dengannya.” Tambah pikir tambah kesal, tapi selain pasrah apa yang bisa dilakukannya?
Mata Su Jichen mulai ber-kaca2 mendengar penuturan siperamal Gui Guzi.
“Tuan Gui, anda benar2 luar biasa. Semua yang kualami dapat dituturkan dengan tanpa kesalahan sedikitpun. Saya amat tersiksa. Saya tersiksa terus. Kalau waktu itu saya mengenal anda, mungkin anda dapat membantu saya.”
“Itu sudah takdir. Saya tidak bisa berbuat apa2 juga. Nah, kalau melihat guratan ini, anda masih bertemu dengan dia untuk ketiga kalinya.”.
Tak terasa musim dingin telah beralih ke musim semi lalu ke musim panas. Hari itu, hujan turun dengan deras dan Su Jichen keluar dari sebuah toko buku sambil menjinjing payung. Pada saat hujan deras begini, payung sebenarnya tidak terlalu berguna. Baju dan celana Su Jichen tetap basah. Mendadak ia merasakan ada percikan air menghempas kearahnya dan dengan serta-merta muka dan sekujur tubuhnyapun menjadi bertambah basah kuyup. Baru mengangkat kepala mau menegur orang yang menyebabkan percikan air itu, dia melihat sebuah rickshaw baru saja melintas disampingnya dan di rickshaw tersebut duduk 2 orang cewek. Salah seorangnya membalikkan mukanya memandang kearahnya dengan raut muka minta maaf. Sinar matanya demikian lembut. Siapa lagi kalau bukan cewek yang dia rindukan siang malam itu.
Seketika itu juga, dia berlari mengejar rickshaw itu dengan se-kencang2nya. Tapi apa mau dikata, kakinya tersandung sebuah batu dan dia jatuh terjerambab dijalan. Mukanya menghantam tanah dan darahpun mengalir keluar dari keningnya seketika itu juga. Tanpa memperdulikan darah dan air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya, dia bangun dan segera berlari mengejar rickshaw itu tapi rickshaw tersebut sudah berada jauh didepan.
Su Jichen masih mati2an mengejar. Tapi apa lacur, dia terpeleset dijalan yang licin dan kembali jatuh. Dan ketika dia bangun kembali, rickshaw sudah menghilang dari pandangan matanya. Seketika itu juga dia merasa matanya gelap. Kepalanya menengadah keatas. Cucuran air matanya tak kalah deras dengan curahan hujan. Dia berdiri bengong dijalan tanpa memperdulikan rickshaw yang berlalu lalang dijalan tersebut sampai akhirnya seorang kakek menariknya kepinggir jalan.
Sambil menuturkan kejadian pertemuan ketiga itu, Gui Guzi meng-geleng2kan kepalanya.
Dengan sedikit terisak Su Jichen bertanya: “Apa dikehidupan sebelum ini saya telah membuat dosa yang amat besar sehingga dikehidupan yang sekarang ini saya harus menanggung siksaan demi siksaan?”
“Saya tidak bisa meramal kehidupanmu yang lalu. Redakanlah kesedihanmu. Sancai, sancai (Allah maha pengasih).”
“Setelah itu anda pasti juga tau kelanjutannya kan?”
Gui Guzi melanjutkan pemeriksaan guratan telapak tangannya.
Su Jichen sudah melupakan sekolahnya. Mengaku pergi kesekolah kepada orang tuanya, padahal setiap hari dia bolos mencari cewek itu. Susahnya dia tidak tau cewek tersebut bernama apa, sehingga tidak tau bagaimana menanyakan ke orang2. Mengira cewek tersebut tinggal didaerah dimana mereka bertemu kedua kalinya, Su Jichen sudah melewati semua lorong2 disekitar itu entah berapa ratus kali. Tetapi tetap saja hasilnya nihil.
Takut ketahuan terlalu banyak bolos, diapun mulai balik kesekolahnya tapi dalam 1 minggu paling tidak dia bolos 1-2 hari. Demikianlah hari demi hari berlalu tapi cewek itu seperti menguap dari bumi ini.
Menjalani hidup yang hampa ber-tahun2, Su Jichen pun akhirnya sudah menyelesaikan kuliahnya pada saat berusia 24 tahun. Dia sekarang sudah berusia 25 tahun. Pada masa itu, cowok2 umumnya sudah menikah pada usia 25 tahun. Sebenarnya sejak dia tammat kuliahpun orang tuanya sudah mendesak dia nikah, tapi dengan bermacam dalih dia menolaknya. Dia sebenarnya juga pernah menyampaikan keibunya soal cewek idamannya itu, tapi dizaman itu keluarga kaya harus mendapatkan pasangan dari keluarga kaya pula. Makanya ibunya tidak setuju sembarangan mencari pasangan dari keluarga tidak dikenal apalagi cewek itu keberadaannya tidak diketahui.
Setelah 3 ½ tahun mencari tanpa hasil, Su Jichen mulai patah arang. Ditambah setahun terakhir ini didesak terus oleh orang tuanya, akhirnya pada suatu hari dia setuju pergi bersama ibunya melihat calon pengantin yang diperkenalkan oleh mak comblang. Cewek yang diperkenalkan ini bernama Xiuyi (秀宜), mukanya juga cantik pinggangnya juga kecil dan kulitnyapun putih mulus. Cuma sayangnya dihati Su Jichen sudah kepalang terisi cewek yang pertama kali ketemu di Xiafei Street itu, maka diapun tidak menyukainya. Tapi sebaliknya ibunya naksir berat terhadap Xiuyi ini.
Sampai 3 bulan setelah pulang dari rumah Xiuyi, Su Jichen tetap bertahan tidak mau menikahi Xiuyi. Tapi akhirnya ayahnyapun mulai angkat bicara dan diapun mulai berpikir. Pertama dia sudah mencari cewek idamannya selama 3 ½ tahun. Segala pelosok Shanghai sudah dijelajahi. Karena tetap tidak ketemu juga, apa cewek tersebut telah pindah kekota lain? Kedua, membangkang terus terhadap orang tua akan dicap sebagai anak tidak berbakti. Maka akhirnya, dengan berat hati diapun menyetujui menikahi Xiuyi.
Bagaimana kehidupan Su Jichen setelah menikah dengan Xiuyi? Hilang kemana cewek yang pertama kali ketemu di Xiafei Street itu? Hal yang menyeramkan mulai menghampiri.
Masih 2 minggu lagi dan tanggal pernikahanpun akan tiba. Setiap hari Su Jichen masih mengharapkan dapat bertemu dengan cewek idamannya. Seandainya bisa bertemu, dia akan membatalkan pernikahan itu entah dengan cara kabur dari rumah atau apa. Tapi sayang cewek idamannya tetap tidak muncul dan hari pernikahanpun tiba.
Pesta diadakan secara besar2an dan meriah. Maklum keluarga Su Jichen adalah keluarga yang kaya raya. Kedua orang tua Su Jichen ber-seri2 sejak pagi, tapi Su Jichen sendiri sepanjang hari tampak cemberut dan dingin.
Tibalah malam hari berduaan dengan Xiuyi dikamar pengantin. Setelah berdua berdiam lama, Su Jichen memulai pembicaraan:
“Xiuyi, saya harus berkata jujur kepadamu, bahwa sebenarnya saya tidak mencintaimu dan pernikahan ini hanya karena saya tidak enak menolak permintaan orang tua saya.”
“Sebenarnya dari waktu pertama kali kita bertemu aku juga sudah tahu. Kamu sekalipun tidak pernah mau memandang kepadaku.”
“Kalau begitu kenapa kamu mau menikah dengan saya?”
“Karena aku menyukaimu dan aku juga tidak dapat menolak kemauan orang tuaku.”
“Orang tua! Orang tua! Kenapa sih pernikahan harus diatur oleh orang tua?”
Xiuyi tidak menjawab. Dia hanya menundukkan muka.
“Itu kan sangat tidak adil. Kita tidak boleh memilih orang yang kita sukai!”
“Aku tahu kamu pasti mencintai cewek yang lain. Tapi kenapa tidak berjuang mendapatkannya?”
“Mendapatkannya? Dia ada dimana saja saya tidak tahu.”
Lalu Su Jichen menceritakan kisah tentang cewek idamannya dari awal sampai akhir.
Xiuyi menangis ter-sedu2. Entah kasihan kepada Su Jichen atau meratapi nasibnya sendiri memperoleh suami yang tidak mencintainya.
Dengan ter-isak2 dia berkata: “Aku tidak berkeberatan diceraikan. Tidak apa2 aku diusir kembali kerumah orang tuaku.”
“Ai..” Su Jichen menghela napas: “Keluargaku adalah keluarga terpandang. Ayahku tak akan mengizinkan hal itu. Lagipula ini sama sekali bukan salahmu. Saya juga tidak mungkin mau melakukan itu.”
Xiuyi terharu mendengar jawaban dari Su Jichen. Secara refleks dia menjatuhkan badannya kepundak Su Jichen, tapi ditahan oleh kedua tangan Su Jichen.
“Maaf, Xiuyi. Hati saya belum bisa menerima kamu. Saya mohon untuk sementara kita jangan bersentuhan dulu, tapi didepan orang tuaku tolong kita bertindak se-olah2 layaknya suami isteri.”
Xiuyi meng-angguk2 sambil berlinangan air mata. Dan malam itu kedua mempelai nyaris tidak tidur sama sekali.
Sejak itu, mereka berdua menjalankan hidup sebagai suami-isteri semu. Didepan orang tua kelihatan mesra, tetapi dikamar tidur sama sekali tidak bersentuhan.
Namun orang tua Su Jichen sangat menyayangi menantu ini. Xiuyi selalu bangun pagi2, menyiapkan makanan dan melayani kedua orang tua tersebut dengan amat telaten. Sang Ibu malah kadang2 menegor Su Jichen karena dia sering kelihatan acuh tak acuh terhadap Xiuyi.
________________________________________
Persoalan mulai timbul ditahun kedua. Kedua orang tua heran kenapa Xiuyi tidak kunjung hamil. Karenanya mereka disuruh mencari tabib untuk mengetahui penyebabnya. Su Jichen pusing tujuh keliling. Rahasianya segera akan terungkap. Terpaksa dia mengutarakan kepada Xiuyi bahwa walaupun tidak mencintainya, dia harus menghamilinya karena kalau tidak, rahasia mereka selama ini akan terbongkar.
Xiuyi malah senang mendengar ini dan tidak lama setelah itu diapun mengandung. Tak disangka dengan semakin bertambah umur kandungannya, Su Jichen jadi semakin menyayanginya dan mereka akhirnya menjadi suami-isteri yang sebenarnya. Dan setelah 9 bulan lahirlah seorang bayi laki2 yang montok.
Saking sayangnya Su Jichen terhadap isterinya, dia menganjurkan agar dicari seorang baby-sitter untuk mengurus anak mereka. Xiuyi amat senang. Kebetulan ada seorang temen baiknya yang bersedia menjadi baby-sitter. Jadi diputuskan agar memanggil temennya itu saja kerumah mereka.
Pada hari yang telah ditentukan, temennya Xiuyi datang dan Xiuyi pun membawa temennya menemui Su Jichen. Tapi betapa kagetnya Su Jichen ketika melihat mukanya si baby-sitter itu. Itu adalah cewek yang dia rindukan siang malam dan entah hilang kemana selama ini. Yang beda cuma dandanannya. Kalau dulu dia seorang murid sekolah, sekarang dandanannya menjadi seperti seorang pembantu. Tapi mukanya tetap cantik sekali dan sinar matanya tetap begitu lembut walaupun terbeliak kaget ketika melihat Su Jichen.
“Apakah kalian kenal?” Xiuyi bertanya karena melihat mereka kaget ketika bertemu.
“Ya, dia pernah bantu menjaga bibi saya beberapa minggu ketika bibi saya sakit.” Entah kenapa, Su Jichen yang biasanya tidak bisa berbohong mendadak jadi pintar.
“Oh, rupanya Cuifeng (翠鳳) adalah temen kamu juga. Baguslah kalau begitu. Tidak perlu repot2 saya memperkenalkan lagi.” Xiuyi ber-seri2 dan sedikitpun tidak menaruh curiga.
Selanjutnya Xiuyi pun membawa Cuifeng kekamar bayinya dan mengobrol lama disitu meninggalkan Su Jichen yang melongo sendirian.
Su Jichen ingin berbicara empat mata dengan Cuifeng karena terlalu banyak yang ingin ditanyakan.. Selain itu rasa kangennya juga kambuh kembali. Tapi susahnya Cuifeng kebanyakan ada dikamar bayi dan jarang mau keluar. Sekali2 kepergok dia ada diluar kamar tapi begitu melihat Su Jichen, dia buru2 langsung masuk kekamarnya lagi.
Tiga hari telah berlalu dan tidak sekalipun Su Jichen berkesempatan berbicara dengan Cuifeng. Malamnya dia bolak-balik tak bisa tidur memikirkan bagaimana caranya agar bisa berbicara empat mata dengan Cuifeng. Akhirnya dia pikir kalau siang hari pasti tidak mungkin karena dirumahnya banyak sekali orang berlalu-lalang. Selain kedua orang tuanya masih ada kakak2 beserta isteri2 mereka. Belum lagi pembantu2 rumah tangga. Jadi kalau berbicara disiang hari pasti akan kepergok. Satu2nya cara adalah dengan nekat pada tengah malam begini menerobos kekamar bayi. Melihat isterinya sudah tidur, diapun diam2 turun dari ranjang meninggalkan kamarnya menuju kekamar bayi. Tapi dia tidak tahu sebenarnya isterinya juga belum tidur. Xiuyi heran kenapa Su Jichen malam2 meninggalkan kamar karena selama ini belum pernah dilakukannya. Jadi diapun dengan meng-endap2 mengikuti Su Jichen.
Xiuyi kaget karena ternyata Su Jichen menuju kekamar bayi. Terlihat dia mulai mengetok-ngetok pintu kamar dengan ringan. Tidak lama kemudian terdengar suara Cuifeng: “Xiuyi, apakah kamu itu?”
“Bukan, Cuifeng. Ini aku. Banyak hal yang ingin kutanyakan. Izinkanlah aku masuk.”
“Hah!” terdengar suara kaget dari Cuifeng: “Jangan, tuan muda. Nanti saya berdosa.”
“Aku cuma minta pertemuan dan pembicaraan empat mata sekali ini saja, karena terlalu banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan. Disiang hari hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena terlalu banyak orang yang lalu lalang, jadi terpaksa saya datang malam2 begini. Mumpung Xiuyi sudah tidur.”
“Oh jangan, tuan muda. Saya tidak boleh membelakangi Xiuyi bertemu dengan tuan muda.”
Mendadak pintu kamar dibuka oleh Su Jichen. Pintu kamar itu memang kuncinya sengaja dicopotkan oleh Xiuyi agar dia se-waktu2 dapat masuk kekamar menemui bayinya.
“Maaf, Cuifeng. Saya tak ada jalan lain selain dengan lancang masuk kemari malam ini.”
Cuifeng mengerutkan tubuhnya ditempat tidur. Rambutnya awut2an dan bajunya sedikit acak2an karena dia tidak sempat merapikannya. Matanya terlihat sedikit ber-kaca2 dan terlihat dia menggigit bibir bagian bawahnya. Perasaan Su Jichen makin tidak keruan karena dalam keadaan begini Cuifeng makin terlihat cantik.
Takut tak dapat mengontrol dirinya, Su Jichen menundukkan mukanya dan berjalan kearah meja yang terletak ditengah kamar itu dan duduk.
“Cuifeng, selama 6 tahun lebih aku menderita karena kamu. Anggaplah ini belas kasihan dari kamu atas penderitaanku selama ini dan duduklah disini menjawab pertanyaan2ku.”
Per-lahan2 Cuifeng turun dari tempat tidur, merapikan baju dan rambutnya lalu duduk semeja dengan Su Jichen.
“Tuan muda, maafkan aku.”
“Jangan panggil tuan muda. Panggil saya Jichen”
“Aku tidak enak.”
“Sudahlah. Nasib kita berdua sudah demikian jelek. Jangan sampai tidak memanggil aku Jichen lagi.”
“Oh…Baiklah Jichen” mata Cuifeng makin ber-kaca2.
“Waktu kita berdua bertemu pertama dan kedua kali sih saya maklum. Saya tidak sempat bereaksi apa2. Tapi waktu ketiga kali itu kamu membalikkan muka dan melihat saya lagi mengejar, kok tidak suruh sipenarik rickshaw itu berhenti?”
“Aku melihat kamu jatuh, Jichen! Aku langsung menyuruh sipenarik rickshaw berhenti. Tapi Xiuyi tanya aku kenapa?”
“Hah! Jadi yang duduk disamping kamu itu Xiuyi?”
Air mata Cuifeng mulai mengalir. “Iya. Aku malu terhadap Xiuyi. Masak aku suruh sipenarik rickshaw berhenti hanya karena seorang laki2 yang aku kenal saja belum? Jadi akhirnya aku suruh diteruskan lagi perjalanannya. Tapi kok habis itu kita tidak bertemu lagi? Kenapa?”
“Kenapa? Kenapa? Ini seharusnya saya yang tanya. Karena sehabis itu selama bertahun-tahun saya mencarimu sampai kesegala pelosok Shanghai tapi tidak ketemu.”
Cuifeng tak sanggup menahan perasaan lagi. Air matanya bercucuran deras. Ia meng-geleng2kan kepalanya. Lalu dengan sebentar2 melap air matanya ia menceritakan derita hidupnya:
“Ayahku telah meninggal sejak aku masih kecil. Ibu yang dengan susah payah membesarkanku. Kami tidak mempunyai famili lain di Shanghai. Ibu mencari nafkah dengan berjualan dipasar. Hidup kami amat pas2an. Kadang2 kami berdua hanya makan sekali dalam sehari. Oleh sebab itu, waktu ada temen ibu dari Hangzhou datang kemari, dan itu adalah kira2 1 tahun sejak pertemuan kita yang ketiga, dan mengatakan ada keluarga kaya di Hangzhou ingin mencari menantu yang cantik, Ibu langsung mengiyakan. Aku menangis dan me-ronta2. Tapi Ibu juga menangis dan malah berlutut dihadapanku, dan mengatakan dia sudah tidak sanggup lagi menahan derita hidup. Habis aku mau bagaimana lagi? Semua terjadi dengan demikian cepat. Keesokan harinya juga langsung aku dan ibu dijempat ke Hangzhou.”
“Tuhan sungguh kejam,” Su Jichen menimpali sambil mengepalkan kedua telapak tangannya.: “Didunia ini memang tidak ada keadilan!” Dengan ter-sedu2 Cuifeng kembali melanjutkan penuturannya:
“Suami saya itu pendek dan gemuk. 1-2 tahun setelah menikah sih orangnya masih baik. Ibuku ditempatkan disebuah rumah kecil dan aku bebas mengunjunginya. Tetapi setelah aku melahirkan seorang bayi perempuan, dia dan kedua mertuaku mulai tidak suka terhadapku. Aku dilarang keluar rumah sekalipun untuk menemui ibuku. Sebaliknya dia setiap malam kalau bukan pergi berjudi pasti pergi minum. Aku tidak boleh tidur dan harus menunggunya pulang. Kalau lagi mabuk, kadang2 aku dipukuli. Belakangan dia kawin lagi dengan seorang cewek lain dan aku dan anakku disuruh pindah dan tinggal bersama ibuku dirumah kecil itu. Belakangan karena sering kalah judi, keadaan ekonominyapun mulai payah. Tunjangan hidup untuk aku, anakku dan ibuku semakin lama semakin sedikit . Sebenarnya semenjak dipindahkan kerumah kecil itu aku ingin kerja di kantor2 tapi tidak diperbolehkan. Belakangan terdengar kabar bahwa rumah kecil yang kami tempati bertiga itu mau dijual dan akupun menjadi gugup. Teringat bahwa aku masih mempunyai seorang teman baik di Shanghai, maka akupun menulis surat kepada Xiuyi menanyakan apa dia bisa membantuku mengatasi keadaan darurat ini. Aku sangat senang dan lega ketika dibalasan surat Xiuyi mengatakan dia sudah menikah dengan seorang pemuda tampan, kaya dan berpengaruh di Shanghai dan baru melahirkan seorang bayi laki2. Dia minta aku menjadi baby sitternya dan suruh aku, anakku dan ibuku segera minggat saja dari Hangzhou. Kalau seandainya nanti suamiku berani coba2 cari perkara, dia akan minta keluarga suaminya menghadapinya.”
“Jadi, karena itulah aku sampai kerumah ini tapi betapa kagetnya aku ketika tahu ternyata suami Xiuyi adalah kamu. Aku tahu aku tak boleh ber-lama2 disini karena nanti bisa menimbulkan prasangka yang tidak baik dari Xiuyi kepada kamu. Cuma sekarang aku masih bingung kalau keluar dari sini aku mau kerja dimana dan bagaimana menjelaskannya kepada Xiuyi.”
“Sudahlah, Cuifeng. Jangan pikir macam2 dulu. Terima kasih kamu telah mau menjelaskan semuanya kepadaku. Aku permisi dulu”.
Su Jichen keluar dari kamar Cuifeng tapi tidak langsung kekamarnya. Dia pergi ketaman belakang yang berjauhan dari kamar2. Disana dia menangis habis2an meratapi nasib antara dia dengan Cuifeng. Waktu dikamar Cuifeng dia mati2an menahan kesedihannya karena dia tahu kalau dia menangis disitu nanti Cuifeng jadi semakin sedih lagi.
Entah berapa lama dia berada ditaman itu. Lalu diapun kembali kekamarnya. Xiuyi ternyata masih tidur nyenyak ditempat tidur. Tapi dia tidak tahu sebenarnya isterinya terus mengikutinya semenjak dia keluar dari kamar dan buru2 kembali kekamar pura2 tidur sebelum dia balik kekamar.
Keesokan harinya, hati Su Jichen terasa gundah gulana. Ter-bayang2 bagaimana semalam Cuifeng menceritakan penderitaannya sambil menangis ter-sedu2. Ingin sekali dia mem-belai2 dan bahkan memeluknya, tetapi tidak pantas karena dia sekarang sudah menjadi suaminya Xiuyi. Teringat kembali 3 pertemuan terdahulu itu, dia semakin ingin merangkul Cuifeng dan menangis se-puas2nya untuk melepaskan rindu. Tapi hal tersebut tak akan pernah terjadi untuk se-lama2nya.
Karena amat risau, dia pergi ke kelenteng yang tidak jauh dari rumahnya. Keluarganya sering memberikan sumbangan kepada kelenteng tersebut. Oleh sebab itu ketua kelenteng sampai menyiapkan sebuah kamar khusus untuk keluarga Su. Su Jichen bersamedhi dikamar tersebut untuk menenangkan pikirannya dan menghilangkan kegundahannya. Sayup2 terdengar suara doa para pendeta, sampai timbul pikiran Su Jichen ingin membuang rambut dan menjadi pendeta saja. Tak terasa 2-3 jam pun berlalu.
Mendadak seorang pendeta bergegas lari menuju kekamarnya: “Tuan Su, tidak tahu apa yang terjadi dirumah anda. Saya barusan melewati rumah anda sebelum balik ke kelenteng. Banyak suara gaduh dan pembantu2 dan anggota2 keluargamu tampak berlari kesana kemari.”
Dengan spontan Su Jichen lari kerumahnya. Begitu masuk kerumah, dia mendengar suara tangis disana-sini. Seorang pembantu menuntunnya kekamar tidurnya. Terlihat Xiuyi terbaring kaku ditempat tidur dan di-langit2 ada ikatan tali. Ibunya menangis sedu-sedan disamping mayat isterinya dan banyak anggota keluarga berkumpul disitu. Ini benar2 seperti halilintar disiang bolong. Kok hal demikian bisa terjadi? Kakak sulungnya menggandengnya kesebuah meja. Disana terletak 2 surat dengan tulisan tangan Xiuyi. Satu ditujukan kepadanya dan satu ditujukan kepada orang tuanya. Segera Su Jichen menyambar surat yang ditujukan kepadanya. Demikianlah isi surat tersebut:
Jichen, semalam sebenarnya aku mengikutimu sepanjang malam. Dari samping jendela aku melihat dan mendengar semua percakapanmu dengan Cuifeng. Aku baru tahu cewek yang di-idam2kan olehmu ternyata adalah Cuifeng. Kalau itu hari aku tidak menegur Cuifeng kenapa menghentikan kereta, kalian berdua sekarang sudah menjadi sepasang suami-isteri yang berbahagia. Karena akulah nasib Cuifeng menjadi tragis begini dan dirimu pun tersiksa batinnya. Sebenarnya aku ingin sekali kamu menikahi Cuifeng dan kita hidup bertiga, tapi aku juga tahu hal tersebut tidak akan terjadi karena keluarga Su tidak dapat menerima menantu dari keluarga tidak terpandang. Aku memilih mengakhiri hidup ini karena:
1. Aku merasa berdosa kepada Cuifeng karena akulah yang mengakibatkan hidupnya jadi terlunta-lunta padahal dia teman baikku.
2. Aku memohon kepada kedua orang tuamu dengan nyawaku agar mereka mau menerima Cuifeng sebagai isterimu. Aku yakin dia dapat merawat anak kita dengan baik.
Walaupun masa pernikahan kita amat singkat, aku sangat menikmatinya dan sudah merasa puas. Maaf aku pamit dulu.
Mendadak 2 pembantu rumah tangga lari masuk kekamar. “Tolong, tolong! Si baby sitter terkapar dilantai. Mulutnya mengeluarkan busa.”
Su Jichen kaget sekali. Tapi tangannya digenggam oleh kakak sulungnya. Terdengar ibunya membentak kedua pembantu tersebut: “Pergi dari sini! Apakah kalian tidak lihat keadaan nyonya muda disini? Kalau si baby sitter, apa urusannya dengan keluarga kami?”
Kakak sulungnya berbisik kepada Su Jichen: “Ibu sudah membaca surat Xiuyi dan dia tetap tidak setuju kamu menikahi Cuifeng. Jadi kamu jangan peduli Cuifeng.”
Tapi Su Jichen tidak perduli. Dia menghentakkan dan melepaskan tangannya dari genggaman kakak sulungnya dan secepat kilat berlari kekamar Cuifeng. Terlihat Cuifeng terbaring dilantai. Mulutnya mengeluarkan busa, hidungnya mengeluarkan darah. Diatas meja ada sebotol racun tikus.
Buru2 Su Jichen menghampiri Cuifeng. Mulut Cuifeng ber-gerak2 seperti mau mengucapkan sesuatu. Su Jichen mendekatkan telinganya kemulut Cuifeng. Sayup2 tercium bau darah dari mulut Cuifeng dan terdengar suara lemah keluar dari mulutnya: “Jichen, Xiuyi bunuh diri karena aku. Mana aku dapat menerima kenyataan ini. Aku mau menyusulnya. Jagalah anakmu dengan baik dan kalau boleh, tolong menjaga ibuku dan anakku juga. Mereka ada di…. alamatnya ada tertulis disurat diatas meja.”
XXXXXX
Gui Guzi menengguk secangkir teh. Dia haus setelah berbicara terlalu lama kali ini. Kembali dia melihat telapak tangan Su Jichen. Mendadak dia terhentak kaget: “Guratan ini.. guratan ini kenapa terputus disini?” Dia mengangkat kepala melihat kemuka Su Jichen. Badannya gemetaran, tangannya menunjuk kearah Su Jichen: “Kamu.. kamu…”
“Ya. Setelah itu saya menenggak sisa racun tikus yang ada dimeja.”
“Disini bukan duniamu. Kenapa kamu datang kemari?”
“Karena saya bingung tidak tahu mau tanya kesiapa.”
“Jangan ganggu aku. Pergilah dari sini.”
“Tidak sebelum saya mendapatkan jawabannya.”
“Apa yang ingin ditanya?”
“Dialam baka saya menemui Xiuyi. Tapi kenapa saya tidak menemui Cuifeng?”
“Tidak. Saya tidak bisa memberitahukan karena itu akan melanggar kodrat.”
“Persetan dengan segala kodrat. Saya harus tahu.”
“Tidak. Tidak seorangpun peramal yang boleh membocorkan hal demikian kepada roh.”
“Didunia ini dia sudah menghilang begitu lama dari saya. Kenapa didunia sana dia menghilang lagi?” Muka Su Jichen mulai berubah jadi beringas.
“Saya tidak tahu. Pergilah dari sini. Tanya keperamal yang lain.”
“Hanya kamu yang tahu karena kamu yang terhebat. Sudah terbukti tadi. Ramalan kamu dari awal sampai akhir tidak ada satupun yang salah.”
“Jangan memaksa aku. Demi kebaikan bersama jangan memaksa aku.”
“Tidak. Saya harus mengetahuinya.” Su Jichen bangkit dari tempat duduknya.
Gui Guzi merasa dirinya terancam. Dikeluarkan sepotong cermin dari laci. Cermin itu dapat mengusir roh tapi biasanya baru akan digunakan dalam keadaan terpaksa karena dapat memusnahkan roh sehingga tidak dapat reinkarnasi lagi. Sekarang terpaksa dia mengarahkan cermin tersebut kemuka Su Jichen.
Su Jichen membalikkan mukanya. Dia mundur sampai tujuh langkah. Tapi setelah itu dia dapat menguasai keadaan. Mukanya berubah menjadi muka yang dari lubang mata, hidung, telinga dan mulut mengeluarkan darah. Mungkin itulah wajahnya saat meninggal karena racun tikus. Mendadak seluruh ruangan menjadi dingin. Dinding rumah mulai bergetar. Su Jichen ketawa ter-bahak2: “Gui Guzi, kamu mau memusnahkan aku?”
Gui Guzi mengarahkan cermin ber-ulang2 kearah muka Su Jichen tapi tidak mempan. Dia baru menyadari bahwa Su Jichen adalah roh yang amat penasaran. Roh2 demikian kekuatannya berlipat ganda karena himpunan kekuatan dari rasa penasarannya. Karena tahu tidak kuat melawannya, Gui Guzi memejamkan mata menunggu ajal. Udara terasa makin lama makin dingin. Itu pertanda Su Jichen sudah makin mendekatinya. Tapi per-lahan2 rasa dingin itu berkurang dan getaran dinding rumahnya juga ber-angsur2 mereda. Akhirnya semuanya menjadi normal kembali.
Gui Guzi membuka kedua matanya. Dilihatnya Su Jichen bersujud dihadapannya. Mukanya sudah berubah kembali menjadi muka semula yang tampan. “Tuan Gui, maaf atas kelancangan saya tadi. Saya memang tidak boleh memaksa anda melanggar kodrat. Baiklah, saya pamit dulu.” Sehabis berkata, Su Jichen berdiri, berbalik badan dan pergi.
Ketika Su Jichen hampir melangkahi pintu keluar, mendadak Gui Guzi berteriak: “Tuan Su, tunggu. Tolong balik kembali. Ada hal yang ingin kusampaikan.” Su Jichen balik kedalam dan duduk kembali dikursi tadi. Terlihat Gui Guzi mengambil sebotol arak dari lemari dibelakang mejanya. Setelah itu sambil mengelus-elus dadanya dia berkata:
“Tuan Su, anda telah berbaik hati tidak membunuhku padahal aku yang memulai untuk memusnahkanmu. Aku juga punya hati nurani. Masa bodoh segala macam kodrat itu. Kalau aku tidak memberitahukan kenapa kamu tidak bisa menemui Cuifeng, seumur hidupku nanti batinku akan tersiksa.
Ditenggakkannya sebotol arak itu sampai habis, Gui Guzi melanjutkan kata2nya: “Ibumu menyuruh kakak sulungmu menyusulmu kekamar Cuifeng. Ketika dia sampai, pas pada saat kamu tidak sadarkan diri setelah minum racun tikus. Kamu digotong kekamar kakak sulungmu dan segera dipanggilkan tabib. Tapi waktu tabib tiba, nyawamu sudah tidak tertolong lagi. Sebaliknya Cuifeng ditolong oleh kedua pembantu rumah tangga itu. Mereka mengorek-ngorek tenggorokan Cuifeng dan sebagian besar racun tikus termuntah kembali. Cuifeng tertolong dan oleh sebab itu kamu tidak bisa menemuinya dialam baka.”
Su Jichen terdiam lama. Jelas terlihat rasa kecewa dimukanya. “Oh, rupanya begitu… Lalu dia berada dimana sekarang?”
“Sancai, sancai.. Janganlah mengganggu dia. Kalian sekarang berada didunia yang berbeda.”
“Saya tidak akan mengganggu dia. Saya cuma ingin melihatnya terakhir kalinya sebelum kembali kealam baka.”
“Baiklah kalau begitu. Dia sekarang ada dibiara yang terletak dipinggir kota sebelah timur. Dia telah menjadi seorang nigu (pendeta wanita yang kepalanya juga diplontoskan).”
“Terima kasih tuan Gui, Su Jichen berhutang budi kepadamu. Saya pamit dulu.”
Jam tepat menunjukkan jam 12 tengah malam ketika Su Jichen meninggalkan rumah Gui Guzi. Terlihat dia berjalan menuju kerumahnya, rumah keluarga Su. Pertama-tama terlihat dia masuk kekamar tidur kedua orang tuanya. Dia sudah berbentuk roh. Dia dapat dengan leluasa menerobos dinding. Terlihat dia menekuk lutut dan membenturkan kepalanya 3 kali kelantai untuk menghormati orang tuanya. Setelah itu ber-turut2 dia kekamar tidur kakak sulung, kakak kedua dan kakak ketiganya dan lalu terakhir dia menuju ke bekas kamar Cuifeng. Terlihat anaknya tertidur lelap disamping seorang baby sitter baru. Setelah melihat anaknya, dia menuju ke meja yang terletak ditengah kamar dan duduk disalah satu kursi disamping meja itu. Lama sekali dia duduk dikursi itu. Tampak air mata bercucuran dari mukanya. Pasti dia lagi merenungkan saat2 Cuifeng menceritakan pengalamannya malam itu.
Setelah meninggalkan rumahnya, dia menuju biara yang disebutkan oleh Gui Guzi. Ditengah malam begini diruang sembayang terlihat masih ada lampu menyala. Seorang nigu dengan pakaian abu2 terlihat lagi membaca doa sambil mengetok-ngetok bokhie (genggaman kayu berbentuk ikan yang digunakan waktu berdoa). Sambil berdoa si nigu mengucurkan air matanya. Berarti nigu tersebut belum mampu melupakan kesedihan yang dialaminya sewaktu masih menjadi orang biasa.
Su Jichen cuma bisa melihat dari jauh. Sebagai roh dia tidak dapat berada terlalu dekat dengan ruang sembahyang. Dia terus menatap wajah nigu tersebut – wajah yang tidak bisa dia lupakan waktu sebagai manusia maupun sebagai roh sekarang. Terdengar Su Jichen menggumam sendiri: “Tengah malam begini dia masih berdoa. Dia pasti tidak bisa tidur. Cuifeng, kita berdua sungguh tidak berjodoh. Semoga Tuhan mengasihani kita dan mempertemukan kita dikehidupan yang akan datang.”
Su Jichen sebenarnya belum mau pergi. Tapi suara doa dan suara bokhie membuat kepalanya pusing karena dia sekarang bukan manusia lagi. Dengan sedih diapun meninggalkan biara tersebut dan menghilang di kegelapan malam.
Setelah kejadian malam itu, Gui Guzi jatuh sakit dan sampai enam bulan kemudian baru sembuh. Tetapi setelah sembuh dia tidak menjadi peramal lagi karena kekuatan meramalnya sudah hilang. Itu adalah hukuman yang diterimanya karena melanggar kodrat dengan memberikan informasi kepada roh.
TAMAT
Sumber : http://vivanews.com
kenapa kita menutup mata ketika kita tidur? ketika kita menangis? ketika kita membayangkan? itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat By. Khalil Gibran
Jumat, 01 April 2011
Rabu, 02 Maret 2011
10 Kisah Kelahiran Unik dan Aneh Yang Pernah Tercatat di Dunia
1. Wanita yang melahirkan anak-anak dengan waktu kelahiran yang unik
Seorang ibu rumah tangga di Michigan bernama Barbara Sopher, merayakan ulang tahun putrinya, Cearra pada tanggal 10, bulan 10, tahun 2010 (10/10/10), diikuti dengan putranya yang lahir pada tanggal 9, bulan 9, tahun 2009 (09/09/09), dan seorang lagi putrinya yang lahir pada tanggal 8, bulan 8, tahun 2008 (08/08/08).
Memang sungguh benar-benar aneh, namun Barbara mengaku bahwa ia dan suaminya tidak pernah merencanakan pola kelahiran anak-anaknya yang unik tersebut.
2. Bayi yang lahir jam 1:11 pada 01.11.2011
Seorang wanita di Minnesota melahirkan tepat pada jam 1.11 a.m, selasa, 11 Januari 2011. Mereka melihat pada jam di saat detik-detik peristiwa kelahiran putri mereka.
3. Saudari kembar yang melahirkan di hari dan di rumah sakit yang sama
Amy Gilbert dan Allison Oliverio yang keduanya berusia 25 tahun, keduanya sama-sama melahirkan di rumah sakit yang sama di kamar yang bersebelahan. Proses melahirkan mereka juga ditangani oleh dokter yang sama.
Amy melahirkan bayi yang dinamai Claire, dan Allison melahirkan bayi bernama Garret. Dahulu keduanya menikahi kekasih mereka di masa SMU, dan beda waktu pernikahan mereka berjarak 6 bulan.
Mereka mengaku bahwa mereka tidak merencanakan untuk hamil bersama. Dan uniknya, beda kelahiran anaknya berbeda waktu 14 menit, beda beratnya 14 pound, dan beda ukuran tubuhnya 14 inchi.
4. 5 Anggota keluarga yang dilahirkan pada tanggal yang sama
Sungguh benar-benar mengejutkan, 5 anggota dari satu keluarga lahir pada tanggal yang sama. Yang paling muda bernama Mila, yang lahir pada tanggal 29 Maret 2010.
Keunikan ini dimulai 70 tahun yang lalu oleh Anita Marshall, diikuti dengan putrinya serta cucu-cucunya yang memiliki tanggal kelahiran yang sama dengan dirinya.
5. Wanita yang melahirkan dengan operasi caesar yang dilakukannya sendiri
Ines Ramirez adalah satu-satunya wanita yang diketahui melakukan operasi caesar sendiri pada proses melahirkan anaknya. Saat itu malam sudah tiba, klinik terdekat berjarak 80 km, sementara suaminya sedang berada di kantin dan tidak ada telepon untuk menghubunginya.
Di saat itu, ibu beranak 6 berumur 40 tahun itu terbaring di kursi kayu, dia mengambil alkohol dan sebuah pisau dan mulai memotong perutnya. Dengan penerangan lampu seadanya, dia mulai mengiris sampai ke dalam uterus dan menarik bayi laki-laki dari dalam perutnya.
Setelah memotong tali pusar sang bayi, akhirnya dia pingsan, dan setelah sadar kembali, dia menutup luka di perutnya dengan sweater dan menyuruh putranya yang berusia 6 tahun untuk meminta pertolongan.
Beberapa jam kemudian, seorang asisten kesehatan datang dan membawanya ke klinik dengan menempuh waktu 2 jam.
6. Wanita yang melahirkan 3 jam setelah mengetahui dia hamil
Belinda Waite, 21, telah beberapa kali datang ke rumah sakit setempat selama 9 bulan terakhir dan dia diberitahu bahwa dia memiliki gangguan kehamilan yang serius.
Kenyataannya, dia sedang mengandung seorang bayi perempuan yang sehat. Pada tanggal 6 Februari 2010, malam sebelum Louise lahir, Waite pergi ke rumah sakit dengan nyeri di seluruh tubuhnya.
Pada jam 10 malam, dokter mengkonfirmasi bahwa ia hamil 3 bulan, tapi faktanya dia hamil 9 bulan, dan Louise tiba 4,5 jam kemudian pada 2:30 a.m.
Miss Waite tinggal bersama pasangannya Wayne Boyles, 28, ketika ia mendadak pergi kerja. Bayi putri mereka, Louise Boyles, lahir di rumah dengan bantuan Wayne, ibu Syliva.
7. Kembar yang lahir dengan jarak waktu 1 menit di tahun yang berbeda
Pasangan di Illionis Utara menyambut kelahiran putri mereka pada saat menit-menit terakhir 2010, dan putra mereka di menit pertama tahun 2011.
Yang putri lahir pada jam 11.59 pm dan yang putra lahir 1 menit kemudian. Sang ayah, Brandon Lewis, mengatakan bahwa salah satu doktor menghitung menit-menit pada saat kelahiran tersebut.
8. Seorang ibu yang melahirkan seorang anak, lalu kembar, dan kemudian kembar 3
Seorang ibu dari New York bernama Natasha Wilson, pada awalnya melahirkan seorang anak, lalu tahun berikutnya melahirkan anak kembar.
Sebelum kelahiran ke-3, ibu Natasha bercanda bahwa kehamilan berikutnya akan melahirkan kembar 3 (triplets).
Dan ternyata benar, tahun berikutnya Natasha melahirkan kembar 3. Keenam anak yang dilahirkannya semuanya laki-laki, sementara Natasha berharap menginginkan anak perempuan.
9. Pasangan yang mempunyai kembar kulit putih dan kulit hitam, 2 kali
Pasangan campuran dari Inggris ini mengalami kejadian yang cukup aneh, mereka mempunyai anak kembar, yang satu berkulit hitam meniru ayahnya dan satunya lagi berkulit putih meniru ibunya.
Dan kelahiran keduanya juga menghasilkan kembar yang sama dengan kasus yang pertama. Para ilmuwan berpendapat, bahwa memiliki 2 set kembar yang berpenampilan berbeda merupakan kejadian yang sangat langka.
10. Wanita yang melahirkan bayi yang hampir seukuran dengannya
Seorang wanita bernama Stacey Herald yang berukuran 72 cm, melahirkan bayi perempuan berukuran 46 cm yang tidak jauh lebih kecil dari dirinya. Kehamilan membuat perutnya besar yang mengakibatkan tubuhnya menjadi terlihat lucu.
“Jika aku berbaring, aku akan tampak seperti bekicot”, katanya sambil tertawa. “Aku tampak seperti kentang Idaho dengan lengan dan kaki.”, tambahnya.
Sumber :
kerincigoogle.com
Seorang ibu rumah tangga di Michigan bernama Barbara Sopher, merayakan ulang tahun putrinya, Cearra pada tanggal 10, bulan 10, tahun 2010 (10/10/10), diikuti dengan putranya yang lahir pada tanggal 9, bulan 9, tahun 2009 (09/09/09), dan seorang lagi putrinya yang lahir pada tanggal 8, bulan 8, tahun 2008 (08/08/08).
Memang sungguh benar-benar aneh, namun Barbara mengaku bahwa ia dan suaminya tidak pernah merencanakan pola kelahiran anak-anaknya yang unik tersebut.
2. Bayi yang lahir jam 1:11 pada 01.11.2011
Seorang wanita di Minnesota melahirkan tepat pada jam 1.11 a.m, selasa, 11 Januari 2011. Mereka melihat pada jam di saat detik-detik peristiwa kelahiran putri mereka.
3. Saudari kembar yang melahirkan di hari dan di rumah sakit yang sama
Amy Gilbert dan Allison Oliverio yang keduanya berusia 25 tahun, keduanya sama-sama melahirkan di rumah sakit yang sama di kamar yang bersebelahan. Proses melahirkan mereka juga ditangani oleh dokter yang sama.
Amy melahirkan bayi yang dinamai Claire, dan Allison melahirkan bayi bernama Garret. Dahulu keduanya menikahi kekasih mereka di masa SMU, dan beda waktu pernikahan mereka berjarak 6 bulan.
Mereka mengaku bahwa mereka tidak merencanakan untuk hamil bersama. Dan uniknya, beda kelahiran anaknya berbeda waktu 14 menit, beda beratnya 14 pound, dan beda ukuran tubuhnya 14 inchi.
4. 5 Anggota keluarga yang dilahirkan pada tanggal yang sama
Sungguh benar-benar mengejutkan, 5 anggota dari satu keluarga lahir pada tanggal yang sama. Yang paling muda bernama Mila, yang lahir pada tanggal 29 Maret 2010.
Keunikan ini dimulai 70 tahun yang lalu oleh Anita Marshall, diikuti dengan putrinya serta cucu-cucunya yang memiliki tanggal kelahiran yang sama dengan dirinya.
5. Wanita yang melahirkan dengan operasi caesar yang dilakukannya sendiri
Ines Ramirez adalah satu-satunya wanita yang diketahui melakukan operasi caesar sendiri pada proses melahirkan anaknya. Saat itu malam sudah tiba, klinik terdekat berjarak 80 km, sementara suaminya sedang berada di kantin dan tidak ada telepon untuk menghubunginya.
Di saat itu, ibu beranak 6 berumur 40 tahun itu terbaring di kursi kayu, dia mengambil alkohol dan sebuah pisau dan mulai memotong perutnya. Dengan penerangan lampu seadanya, dia mulai mengiris sampai ke dalam uterus dan menarik bayi laki-laki dari dalam perutnya.
Setelah memotong tali pusar sang bayi, akhirnya dia pingsan, dan setelah sadar kembali, dia menutup luka di perutnya dengan sweater dan menyuruh putranya yang berusia 6 tahun untuk meminta pertolongan.
Beberapa jam kemudian, seorang asisten kesehatan datang dan membawanya ke klinik dengan menempuh waktu 2 jam.
6. Wanita yang melahirkan 3 jam setelah mengetahui dia hamil
Belinda Waite, 21, telah beberapa kali datang ke rumah sakit setempat selama 9 bulan terakhir dan dia diberitahu bahwa dia memiliki gangguan kehamilan yang serius.
Kenyataannya, dia sedang mengandung seorang bayi perempuan yang sehat. Pada tanggal 6 Februari 2010, malam sebelum Louise lahir, Waite pergi ke rumah sakit dengan nyeri di seluruh tubuhnya.
Pada jam 10 malam, dokter mengkonfirmasi bahwa ia hamil 3 bulan, tapi faktanya dia hamil 9 bulan, dan Louise tiba 4,5 jam kemudian pada 2:30 a.m.
Miss Waite tinggal bersama pasangannya Wayne Boyles, 28, ketika ia mendadak pergi kerja. Bayi putri mereka, Louise Boyles, lahir di rumah dengan bantuan Wayne, ibu Syliva.
7. Kembar yang lahir dengan jarak waktu 1 menit di tahun yang berbeda
Pasangan di Illionis Utara menyambut kelahiran putri mereka pada saat menit-menit terakhir 2010, dan putra mereka di menit pertama tahun 2011.
Yang putri lahir pada jam 11.59 pm dan yang putra lahir 1 menit kemudian. Sang ayah, Brandon Lewis, mengatakan bahwa salah satu doktor menghitung menit-menit pada saat kelahiran tersebut.
8. Seorang ibu yang melahirkan seorang anak, lalu kembar, dan kemudian kembar 3
Seorang ibu dari New York bernama Natasha Wilson, pada awalnya melahirkan seorang anak, lalu tahun berikutnya melahirkan anak kembar.
Sebelum kelahiran ke-3, ibu Natasha bercanda bahwa kehamilan berikutnya akan melahirkan kembar 3 (triplets).
Dan ternyata benar, tahun berikutnya Natasha melahirkan kembar 3. Keenam anak yang dilahirkannya semuanya laki-laki, sementara Natasha berharap menginginkan anak perempuan.
9. Pasangan yang mempunyai kembar kulit putih dan kulit hitam, 2 kali
Pasangan campuran dari Inggris ini mengalami kejadian yang cukup aneh, mereka mempunyai anak kembar, yang satu berkulit hitam meniru ayahnya dan satunya lagi berkulit putih meniru ibunya.
Dan kelahiran keduanya juga menghasilkan kembar yang sama dengan kasus yang pertama. Para ilmuwan berpendapat, bahwa memiliki 2 set kembar yang berpenampilan berbeda merupakan kejadian yang sangat langka.
10. Wanita yang melahirkan bayi yang hampir seukuran dengannya
Seorang wanita bernama Stacey Herald yang berukuran 72 cm, melahirkan bayi perempuan berukuran 46 cm yang tidak jauh lebih kecil dari dirinya. Kehamilan membuat perutnya besar yang mengakibatkan tubuhnya menjadi terlihat lucu.
“Jika aku berbaring, aku akan tampak seperti bekicot”, katanya sambil tertawa. “Aku tampak seperti kentang Idaho dengan lengan dan kaki.”, tambahnya.
Sumber :
kerincigoogle.com
Mengapa Baret TNI Dipasang Miring
Mangapa baret dipasang miring? Itulah pertanyaan pertama yang mungkin ada di benak kita sewaktu melihat baret tentara, polisi dan pramuka. Baret ini ada yang miring ke kiri dan ada yang miring ke kanan. Jadi arah miring baret mempunyai arti tersendiri.
Topi baret hanya dikenakan oleh tentara yang memiliki fungsi tempur. Di negara kita, setiap "angkatan" memiliki pasukan tempurnya, dan warna baretnya masing-masing.
Ada Baret Merah milik KOPASSUS, Baret Jingga Milik PASKHAS AU, Baret Hijau milik KOSTRAD, Baret Hitam milik KAVELERI, dan sebagainya.
Semua baret itu dikenakan "miring" ke kanan, artinya posisi "emblem" ada di kiri pemakai, dan miring ke kanan.
Tapi coba lihat baret milik Polisi Militer yang biru muda itu, atau baret biru tua milik Brimob, atau milik korps Reserse, miringya bukan ke kanan tapi ke kiri.
Baret yang "miring" ke kiri adalah baret yang dikenakan oleh pasukan yang memiliki tugas kemanan dan pengamanan serta penegakkan hukum. Sedangkan yang miring ke kanan artinya pasukan itu adalah pasukan siap tempur.
Ada juga nih pramuka ternyata pramuka yang baretnya miring ke kanan yang artinya pasukan ini adalah pasukan siap tempur.
Menurut sejarah, ini dikarenakan pramuka pada saat itu menjadi pasukan cadangan dalam pertempuran.
Sumber :
kaskus.us
Topi baret hanya dikenakan oleh tentara yang memiliki fungsi tempur. Di negara kita, setiap "angkatan" memiliki pasukan tempurnya, dan warna baretnya masing-masing.
Ada Baret Merah milik KOPASSUS, Baret Jingga Milik PASKHAS AU, Baret Hijau milik KOSTRAD, Baret Hitam milik KAVELERI, dan sebagainya.
Semua baret itu dikenakan "miring" ke kanan, artinya posisi "emblem" ada di kiri pemakai, dan miring ke kanan.
Tapi coba lihat baret milik Polisi Militer yang biru muda itu, atau baret biru tua milik Brimob, atau milik korps Reserse, miringya bukan ke kanan tapi ke kiri.
Baret yang "miring" ke kiri adalah baret yang dikenakan oleh pasukan yang memiliki tugas kemanan dan pengamanan serta penegakkan hukum. Sedangkan yang miring ke kanan artinya pasukan itu adalah pasukan siap tempur.
Ada juga nih pramuka ternyata pramuka yang baretnya miring ke kanan yang artinya pasukan ini adalah pasukan siap tempur.
Menurut sejarah, ini dikarenakan pramuka pada saat itu menjadi pasukan cadangan dalam pertempuran.
Sumber :
kaskus.us
Senin, 31 Januari 2011
Ditemukan Black Hole Terbesar di Alam Semesta Saat Ini
Black hole atau lubang hitam terbesar di alam semesta telah ditemukan dengan berat 6,8 miliar kali massa Matahari. Saking besarnya, lubang tersebut konon mampu menelan Bumi beserta seluruh isi tata surya.
Dengan ukuran cakrawala sebesar itu, diperkirakan seluruh isi tata surya tidak bisa melarikan diri dari tepi ini, termasuk cahaya sekali pun. Sebagai perbandingan, besarnya bisa mencapai empat kali lipat orbit planet Neptunus.
Lubang hitam itu terletak di M87. Sejauh ini, ia adalah galaksi terbesar yang terdekat dengan galaksi Bima Sakti. Jaraknya diperkirakan kurang lebih 50 juta tahun cahaya dari Bumi dan masih belum diketahui kapan 'monster' ini lahir.
Menilik ukurannya yang sangat raksasa, sejumlah ilmuwan menganggap lubang itu tercipta karena ratusan lubang hitam yang bergabung menjadi satu di masa lalu.
"Ia bisa menelan sistem tata surya kita," kata Karl Gebhardt, seorang ilmuwan asal University of Texas, Austin-AS, seperti dikutip dari All Voices, Minggu 16 Januari 2011.
Sebuah teleskop khusus di Hawaii digunakan oleh para ilmuwan untuk mengamati obyek yang diperkirakan memiliki berat dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Dengan teleskop tersebut, Gebhardt dan timnya mampu mengamati obyek luar angkasa hingga kejauhan 500 km.
"Dan, lubang hitam raksasa ini adalah lubang hitam termasif dan terakurat yang pernah kami temukan," kata Astronom George Djorgovski dari California Institute of Technology di Pasadena.
Dengan ukuran cakrawala sebesar itu, diperkirakan seluruh isi tata surya tidak bisa melarikan diri dari tepi ini, termasuk cahaya sekali pun. Sebagai perbandingan, besarnya bisa mencapai empat kali lipat orbit planet Neptunus.
Lubang hitam itu terletak di M87. Sejauh ini, ia adalah galaksi terbesar yang terdekat dengan galaksi Bima Sakti. Jaraknya diperkirakan kurang lebih 50 juta tahun cahaya dari Bumi dan masih belum diketahui kapan 'monster' ini lahir.
Menilik ukurannya yang sangat raksasa, sejumlah ilmuwan menganggap lubang itu tercipta karena ratusan lubang hitam yang bergabung menjadi satu di masa lalu.
"Ia bisa menelan sistem tata surya kita," kata Karl Gebhardt, seorang ilmuwan asal University of Texas, Austin-AS, seperti dikutip dari All Voices, Minggu 16 Januari 2011.
Sebuah teleskop khusus di Hawaii digunakan oleh para ilmuwan untuk mengamati obyek yang diperkirakan memiliki berat dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Dengan teleskop tersebut, Gebhardt dan timnya mampu mengamati obyek luar angkasa hingga kejauhan 500 km.
"Dan, lubang hitam raksasa ini adalah lubang hitam termasif dan terakurat yang pernah kami temukan," kata Astronom George Djorgovski dari California Institute of Technology di Pasadena.
Jumat, 21 Januari 2011
Keajaiban di Gaza
Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.
Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.
Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.
Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.
Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.
Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.
Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.
Berikut ini adalah rangkuman kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan.
Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”
Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”
Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.
Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,
“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.
Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.
Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”
Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin Al Aan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com (sudah tidak bisa diakses lagi). la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.
Selamat Dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.
Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).
Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).
Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.
Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.
Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.
Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.
Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.
Sumber :
Thoriq - www.blak-blakan.com
Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.
Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.
Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.
Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.
Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.
Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.
Berikut ini adalah rangkuman kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan.
Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”
Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”
Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.
Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,
“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.
Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.
Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”
Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin Al Aan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com (sudah tidak bisa diakses lagi). la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.
Selamat Dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.
Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).
Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).
Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.
Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.
Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.
Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.
Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.
Sumber :
Thoriq - www.blak-blakan.com
Sejarah Mie Instan dan Penemunya
Barang kali kita pantas berterima kasih kepada Mamofuku Ando, orang Jepang kelahiran Taiwan 1911. Berkat kerja keras dan jerih payahnya kita sekarang bisa menikmati kelezatan mie instan. Makanan cepat saji dengan banyak penggemar, yang masuk ke Indonesia pada pertengahan tahun 1960-an.
Begini ceritanya…
Ditinggal orang tuanya, Ando yang berumur 3 tahun harus membantu neneknya mengurus rumah. Balita ingusan itupun mesti menjaga toko. Belum lagi harus mencuci pakaian dan mamasak. Hasilnya positif, ia jadi pintar masak-memasak, sebaliknya sekolahnya terlantar.
Menjadi pedagang adalah angan-angannya. Harta peninggalan orang tuanya pun digunakan untuk berdagang pakaian rajutan di Taiwan dan Osaka, Jepang. Usahanya terbilang maju. Ia pun bisa kembali ke bangku sekolah menyelesaikan pendidikan yang sempat terbengkalai.
Namun kemudian ia dituduh korupsi dalam perdagangan senjata dan onderdil pesawat. Ia lantas dijebloskan ke bui. Setelah 2 tahun hidup di Hotel Prodeo, ia pun dibebaskan. Pada 1956, satu-satunya harta yang tertinggal adalah rumah.
Masa itu Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya menyumbangkan gandum ke Jepang yang sedang paceklik pangan. Harga terigu menjadi murah. Pemerintah Jepang pun menganjurkan rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu sebagai pengganti nasi.
Melihat banyak orang melahap mie, di dekat toserba hankyu di Osaka, pikiran Ando terbuka. Mengapa tidak membuat mie dari terigu? Bukankah orang Jepang sangat menyukai mie.
Apalagi mie dirasa enak, murah, tahan lama, dan tidak sulit mengolahnya.
Ide liar itu terus bergulir di benaknya. Cuma ia tidak mau membikin mie biasa yang sudah banyak beredar di pasaran. Ia ingin membuat mie bentuk lain yang enak, lebih cepat dan mudah diolah, serta gampang didapat dimana-mana.
Ando mulai mewujudkan impiannya dengan membeli mesin pembuat mie dan bereksperimen membuat mie instant di emper belekang rumahnya. Mula-mula mie digoreng agar lebih awet, gurih, dan cepat diolah.
Lalu menimbang-nimbang rasa yang pas untuk kuah itu. Dipilihnya kuah ayam karena yang netral. Ando membawa contoh mie instannya ke sebuah toko serba ada. Ternyata semuanya ludes hari itu juga. Waktu itu tahun 1958.
Emperan rumahnya tak kuasa menampung pesanan. Ia memindahkan usahanya ke sebuah gudang kosong di Osaka. Di sana Ando membuat mie instant dibantu keluarganya.
Sejak itu perusahaan-perusahaan besar berebut ingin menjadi penyalur mie instannya. Desember 1958, Ando menamai perusahaannya Nissin Foods. Beberapa bulan kemudian ia pindah ke sebuah pabrik seluas 20.000m2. tahun 1960 ia membuka pabrik kedua, dan tahun berikutnya lahir pabrik baru lagi.
Meski mie instant laris manis, Ia tak bosan-bosan bereksperimen untuk terus memperbaiki mutu. Bahkan ada keinginan memperkenalkan dan mejualnya ke luar negeri.
Untuk menjajaki kemungkinan itu, ia pergi berkeliling Eropa dan Amerika tahun 1966. di sana ia melihat orang makan mie dengan garpu, tanpa kuah dan memakai piring, dan menyeruput mie dianggap tidak sopan.
Ia juga mengamati ada kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas tanpa harus dimasak. Ada gelas kertas sekali pakai dan kertas almunium sebagai wadah kedap udara.
Ando pun mendapat ilham membuat mie instant dalam wadah berbahan stereofoam, yang lantas ditutup rapat dengan lembaran aluminium. Mie gelas itu tidak perlu dimasak, cukup diseduh. Supaya tidak hancur terkocok-kocok, mie dibuat lebih tebal. Disediakan pula garpu untuk memakannya.
Di puncak keberhasilannya, Ando yang pada tahun 1988 genap berumur 77 tahun, membuka Foodeum di Shinjuku, Tokyo. Gedung itu disebut pula ISTANA MIE karena mempunyai beberapa restoran mie, tempat disko, dan museum mie.
Sumber :
www.strov.co.cc
Begini ceritanya…
Ditinggal orang tuanya, Ando yang berumur 3 tahun harus membantu neneknya mengurus rumah. Balita ingusan itupun mesti menjaga toko. Belum lagi harus mencuci pakaian dan mamasak. Hasilnya positif, ia jadi pintar masak-memasak, sebaliknya sekolahnya terlantar.
Menjadi pedagang adalah angan-angannya. Harta peninggalan orang tuanya pun digunakan untuk berdagang pakaian rajutan di Taiwan dan Osaka, Jepang. Usahanya terbilang maju. Ia pun bisa kembali ke bangku sekolah menyelesaikan pendidikan yang sempat terbengkalai.
Namun kemudian ia dituduh korupsi dalam perdagangan senjata dan onderdil pesawat. Ia lantas dijebloskan ke bui. Setelah 2 tahun hidup di Hotel Prodeo, ia pun dibebaskan. Pada 1956, satu-satunya harta yang tertinggal adalah rumah.
Masa itu Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya menyumbangkan gandum ke Jepang yang sedang paceklik pangan. Harga terigu menjadi murah. Pemerintah Jepang pun menganjurkan rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu sebagai pengganti nasi.
Melihat banyak orang melahap mie, di dekat toserba hankyu di Osaka, pikiran Ando terbuka. Mengapa tidak membuat mie dari terigu? Bukankah orang Jepang sangat menyukai mie.
Apalagi mie dirasa enak, murah, tahan lama, dan tidak sulit mengolahnya.
Ide liar itu terus bergulir di benaknya. Cuma ia tidak mau membikin mie biasa yang sudah banyak beredar di pasaran. Ia ingin membuat mie bentuk lain yang enak, lebih cepat dan mudah diolah, serta gampang didapat dimana-mana.
Ando mulai mewujudkan impiannya dengan membeli mesin pembuat mie dan bereksperimen membuat mie instant di emper belekang rumahnya. Mula-mula mie digoreng agar lebih awet, gurih, dan cepat diolah.
Lalu menimbang-nimbang rasa yang pas untuk kuah itu. Dipilihnya kuah ayam karena yang netral. Ando membawa contoh mie instannya ke sebuah toko serba ada. Ternyata semuanya ludes hari itu juga. Waktu itu tahun 1958.
Emperan rumahnya tak kuasa menampung pesanan. Ia memindahkan usahanya ke sebuah gudang kosong di Osaka. Di sana Ando membuat mie instant dibantu keluarganya.
Sejak itu perusahaan-perusahaan besar berebut ingin menjadi penyalur mie instannya. Desember 1958, Ando menamai perusahaannya Nissin Foods. Beberapa bulan kemudian ia pindah ke sebuah pabrik seluas 20.000m2. tahun 1960 ia membuka pabrik kedua, dan tahun berikutnya lahir pabrik baru lagi.
Meski mie instant laris manis, Ia tak bosan-bosan bereksperimen untuk terus memperbaiki mutu. Bahkan ada keinginan memperkenalkan dan mejualnya ke luar negeri.
Untuk menjajaki kemungkinan itu, ia pergi berkeliling Eropa dan Amerika tahun 1966. di sana ia melihat orang makan mie dengan garpu, tanpa kuah dan memakai piring, dan menyeruput mie dianggap tidak sopan.
Ia juga mengamati ada kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas tanpa harus dimasak. Ada gelas kertas sekali pakai dan kertas almunium sebagai wadah kedap udara.
Ando pun mendapat ilham membuat mie instant dalam wadah berbahan stereofoam, yang lantas ditutup rapat dengan lembaran aluminium. Mie gelas itu tidak perlu dimasak, cukup diseduh. Supaya tidak hancur terkocok-kocok, mie dibuat lebih tebal. Disediakan pula garpu untuk memakannya.
Di puncak keberhasilannya, Ando yang pada tahun 1988 genap berumur 77 tahun, membuka Foodeum di Shinjuku, Tokyo. Gedung itu disebut pula ISTANA MIE karena mempunyai beberapa restoran mie, tempat disko, dan museum mie.
Sumber :
www.strov.co.cc
Alasan Adanya Saku Kecil Pada Celana Jeans
Pernah tidak terlintas kenapa celana jeans selalu ada saku kecil di bagian sebelah kanannya? Selintas saku kecil ini tak ada fungsinya selain hanya tempelan untuk menambah aksentuasi gaya pemakainya, atau mungkin ciri khas celana jeans.
Namun, dari saku imut-imut inilah sebenarnya bisa dibaca sejarah celana yang dipopulerkan oleh Levi Strauss tahun 1880 ini, delapan tahun setelah jeans masuk ke Amerika Serikat (AS) tahun 1872.
Sebagai jenis tekstil, jeans pertama kali dibuat di Genoa, Italia tahun 1560-an. Kain celana ini biasa dipakai oleh angkatan laut. Orang Prancis menyebut celana ini dengan sebutan "bleu de Génes", yang berarti biru Genoa.
Meski tekstil ini pertama kali diproduksi dan dipakai di Eropa, tetapi sebagai fashion, jeans dipopulerkan di AS oleh Levi Strauss, seorang pemuda berusia dua puluh tahunan yang mengadu peruntungannya ke San Francisco sebagai pedagang pakaian. Ketika itu, AS sedang dilanda demam emas.
Akan tetapi, sampai di California semua barangnya habis terjual, kecuali sebuah tenda yang terbuat dari kain kanvas. Kain kanvas ini dipotongnya dan dibuatnya menjadi beberapa celana yang dijual pada para pekerja tambang emas.
Dan ternyata para pekerja menyukainya karena celana buatan Strauss tahan lama dan tak mudah koyak. Merasa mendapat peluang, Strauss menyempurnakan "temuannya" dengan memesan bahan dari Genoa yang disebut "Genes", yang oleh Strauss diubah menjadi "Blue Jeans".
Di sinilah para penambang tambah menyukai celana buatan Strauss dan "menobatkan" celana itu sebagai celana resmi para penambang. Para penambang emas itu menyebut celana Strauss dengan "those pants of Levi`s" atau "Celana Si Levi". Sebutan inilah yang mengawali merek dagang pertama celana jeans pertama di dunia.
Naluri bisnis Strauss yang tajam membuatnya mengajak pengusaha sukses Jakob Davis untuk bekerja sama, dan pada tahun 1880 kerja sama itu melahirkan pabrik celana jeans pertama. Dan produk desain mereka yang pertama adalah "Levi`s 501".
Produk desain pertama memang dikhususkan bagi para penambang emas. Celana ini memiliki 5 saku, 2 di belakang dan 2 di depan, dan 1 saku kecil dalam saku depan sebelah kanan. Karena diperuntukkan bagi para penambang, saku ini tentu bukan untuk bergaya-ria.
Tetapi saku imut-imut ini dirancang untuk menyimpan butiran-butiran emas yang berukuran kecil. Meski kini jeans diproduksi dalam berbagai merek dan bukan hanya untuk para penambang, tetapi saku imut-imut itu tetap ada. Tentu saja fungsinya bukan sebagai tempat menyimpan butiran emas.
Sumber :
www.strov.co.cc
Namun, dari saku imut-imut inilah sebenarnya bisa dibaca sejarah celana yang dipopulerkan oleh Levi Strauss tahun 1880 ini, delapan tahun setelah jeans masuk ke Amerika Serikat (AS) tahun 1872.
Sebagai jenis tekstil, jeans pertama kali dibuat di Genoa, Italia tahun 1560-an. Kain celana ini biasa dipakai oleh angkatan laut. Orang Prancis menyebut celana ini dengan sebutan "bleu de Génes", yang berarti biru Genoa.
Meski tekstil ini pertama kali diproduksi dan dipakai di Eropa, tetapi sebagai fashion, jeans dipopulerkan di AS oleh Levi Strauss, seorang pemuda berusia dua puluh tahunan yang mengadu peruntungannya ke San Francisco sebagai pedagang pakaian. Ketika itu, AS sedang dilanda demam emas.
Akan tetapi, sampai di California semua barangnya habis terjual, kecuali sebuah tenda yang terbuat dari kain kanvas. Kain kanvas ini dipotongnya dan dibuatnya menjadi beberapa celana yang dijual pada para pekerja tambang emas.
Dan ternyata para pekerja menyukainya karena celana buatan Strauss tahan lama dan tak mudah koyak. Merasa mendapat peluang, Strauss menyempurnakan "temuannya" dengan memesan bahan dari Genoa yang disebut "Genes", yang oleh Strauss diubah menjadi "Blue Jeans".
Di sinilah para penambang tambah menyukai celana buatan Strauss dan "menobatkan" celana itu sebagai celana resmi para penambang. Para penambang emas itu menyebut celana Strauss dengan "those pants of Levi`s" atau "Celana Si Levi". Sebutan inilah yang mengawali merek dagang pertama celana jeans pertama di dunia.
Naluri bisnis Strauss yang tajam membuatnya mengajak pengusaha sukses Jakob Davis untuk bekerja sama, dan pada tahun 1880 kerja sama itu melahirkan pabrik celana jeans pertama. Dan produk desain mereka yang pertama adalah "Levi`s 501".
Produk desain pertama memang dikhususkan bagi para penambang emas. Celana ini memiliki 5 saku, 2 di belakang dan 2 di depan, dan 1 saku kecil dalam saku depan sebelah kanan. Karena diperuntukkan bagi para penambang, saku ini tentu bukan untuk bergaya-ria.
Tetapi saku imut-imut ini dirancang untuk menyimpan butiran-butiran emas yang berukuran kecil. Meski kini jeans diproduksi dalam berbagai merek dan bukan hanya untuk para penambang, tetapi saku imut-imut itu tetap ada. Tentu saja fungsinya bukan sebagai tempat menyimpan butiran emas.
Sumber :
www.strov.co.cc
Langganan:
Postingan (Atom)